Rabu, 30 Oktober 2013

Jenis Kontrasepsi


1. Metode kontrasepsi tanpa alat bantu (KB sistem kalender atau abstinesia)
Cara KB dengan sistem kalender adalah mengatur kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual pada saat wanita dalam masa subur. Masa subur berkaitan dengan terjadinya siklus menstruasi atau datang bulan. Masa subur wanita adalah kurang lebih satu minggu sebelum menstruasi dan satu minggu sesudah menstruasi.

2. Kontrasepsi dengan alat bantu
Dengan alat bantu kontrasepsi memungkinkan sperma dan sel telur tidak dapat bertemu walaupun terjadi ejakulasi di dalam pagina saat melakukan hubungan cekcual. Pemakaian alat kontrasepsi masih menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat, terutama golongan agamawan. Namun saat ini masyarakat telah banyak memanfaatkan alat kontrasepsi untuk membantu mengatur kelahiran anak.

Macam-macam Alat Kontrasepsi

Berikut ini contoh alat kontrasepsi yang banyak digunakan oleh masyarakat saat ini beserta kelebihan dan kekurangan yang ditimbulkan dalam pemakaiannya.  

1. Kondom
 Description: https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSEsIAbU9isaT8yZKn0q6Z2b2t5aImSCvIVsPPXsyfzYXkoArcZ2w
Kondom adalah alat kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan atau penularan penyakit kelamin pada saat berhubungan Seks dan biasanya dibuat dari bahan karet latex dan dipakaikan pada penis  pria atau vagina wanita pada keadaan ereksi sebelum Bercinta. Kondom tidak hanya dipakai oleh para pria lho, ada juga kondom yang dirancang khusus untuk digunakan oleh wanita. Kondom ini berbentuk silinder yang dimasukkan ke dalam vagina.

Kelebihan:
  • Efektif bila digunakan dengan benar.
  • Murah dan dapat dibeli secara umum.
  • Tidak perlu pemeriksaan khusus.
Kekurangan:
  • Efektifitas tidak terlalu tinggi.
  • Penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi.
  • Agak mengganggu hubungan Seksual.
  • Harus selalu tersedia.
 2. Pil
 Description: https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTfUGdx7XNLwNjgIcF0HBHH241ia2a-vCWOzgSx178XDD8bLO_veA
Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral. Pil KB merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang banyak digunakan. Pil KB disukai karena relatif mudah didapat dan digunakan, serta harganya murah.

Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi hormon estrogen dan atau progesteron. bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah kehamilan dengan menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB akan efektif dan aman apabila digunakan secara benar dan konsisten.

Kelebihan:
  • Sangat ampuh sebagai alat kontrasepsi apabila digunakan dengan benar dan tidak terputus.
  • Tidak mengganggu hubungan intim dengan pasangan.
  • Bisa digunakan wanita segala usia.
  • Kesuburan segera kembali setelah dihentikan.
  • Mengatur siklus haid.
Kekurangan:
  • Pada tiga bulan pertama bisa merasakan mual.
  • Pendarahan atau bercak darah, terutama jika lupa atau terlambat minum pil.
  • Bisa merasakan sakit kepala ringan.
  • Berat badan bisa naik.
  • Biasanya haid akan terhenti.
  • Walau sangat jarang, Wanita yang memiliki darah tinggi atau berusia 35 tahun ke atas dan merokok, berisiko terserang stroke, serangan jantung atau penggumpalan darah dalam pembuluh.







3. Suntikan KB

Description: https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQR5lvbdjbUcFyLtrCxEAwUgMFxQY_Bk5zbVN_VIf8KvfDFrFuE

Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya mempunyai cara kerja seperti pil. Untuk suntikan yang diberikan 3 bulan sekali, memiliki keuntungan mengurangi resiko lupa minum pil dan dapat bekerja efektif selama 3 bulan. Efek samping biasanya terjadi pada wanita yang menderita diabetes atau hipertensi.
EFEKTIF: Bagi wanita yang tidak mempunyai masalah penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, trombosis atau gangguan pembekuan darah serta riwayat stroke. Tidak cocok buat wanita perokok. Karena rokok dapat menyebabkan peyumbatan pembuluh darah.

Dilansir dari dokter sehat, alat kontrasepsi dengan cara ini banyak dipilih oleh Wanita di Indonesia dikarenakan cara kerjanya yang efektif dan cara pemakaiannya yang praktis, selain itu harganya juga lebih murah. Sebelum suntikan diberikan, terlebih dahuluWanita diperiksa kondisi badannya untuk memastikan kesehatan Wanita itu sendiri, dan memastikan kondisinya sedang dalam kondisi tidak hamil.

Kelebihan:
  • Mudah digunakan. Hanya sekali suntik setiap tiga bulan dan bisa kembali subur saat ingin dihentikan.
  • Memberi perlindungan terhadap kanker rahim, kanker indung telur dan pembengkakan pinggul.
  • Memperkecil kemungkinan kurang darah dan nyeri haid.
  • Tidak mengganggu hubungan intim dengan pasangan.
  • Bisa digunakan wanita yang sudah punya anak ataupun baru menikah.
  • Untuk kunjungan ulang tidak perlu terlalu tepat waktu.
  • Jika digunakan ibu menyusui enam minggu setelah melahirkan, tidak mempengaruhi ASI.
Kekurangan:
  • Awal pemakaian bisa terjadi bercak darah.
  • Bisa menyebabkan kenaikan berat badan.
  • Setelah setahun menggunakan dan berhenti haid belum teratur.
  • Kesuburan lambat kembali, membutuhkan waktu empat bulan atau lebih.



4. IUD (Intra Uterine Device)

 

IUD merupakan singkatan dari Intra Uterine Device, atau dikenal pula dalam Bahasa Indonesia sebagai AKDR yang merupakan singkatan dari Alat Kontrasepsi Dalam Rahim. IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, dan harus diganti apabila sudah dipakai dalam masa tertentu.

Cara kerja IUD, banyak yang berpendapat bahwa cara kerja dari IUD ini adalah dengan menyulitkan bertemunya sperma dan sel telur. 

Kelebihan:
  • Pencegahan kehamilan yang ampuh untuk paling tidak 10 tahun.
  • Tidak mengganggu hubungan seks dengan pasangan.
  • Tidak terpengaruh obat-obatan.
  • Bisa subur kembali setelah IUD dikeluarkan.
  • Tidak mempengaruhi jumlah dan kualitas ASI.
  • Dapat mencegah kehamilan di luar kandungan.
Kekurangan:
  • Terjadi perubahan siklus haid.
  • Bisa merasakan pembengkakan di pinggul.
  • Pemasangannya membutuhkan prosedur medis.
  • Saat memasang dan mengeluarkan IUD, harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.
  • Bisa keluar dari rahim tanpa diketahui, sehingga Wanita yang memakai IUD harus rutin periksa ke tenaga kesehatan.
  • Bisa merasakan nyeri setelah 3-5 hari pertama pemasangan.
  • Saat haid, darah yang keluar cukup banyak sehingga bisa menyebabkan kurang darah
5. Implan

Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonogestrel yang dibungkus dalam kapsul silasticsilikon (polidemetsilixane) dan di susukkan dibawah kulit. Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain:
  • Implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna.
  • Implant tidak merepotkan. Setelah pemasangan, Anda tidak perlu melakukan atau memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil.
  • Sekali pasang, Anda akan mendapatkan perlindungan selama 5 tahun.
  • Implant cukup memuaskan. Tidak ada yang dimasukkan ke dalam Miss. V dan tidak mengganggu kebahagiaan dalam hubungan Seksual.
  • Implant sangat mudah diangkat kembali. Bila Anda menginkan anak lagi, kesuburannya dapat langsung kembali setelah norplant diangkat.
  • Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai anak lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi.
Kelebihan:
  • Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
  • Tidak melakukan pemeriksaan dalam.
  • Bebas dari pengaruh estrogen.
  • Tidak mengganggu ASI.
  • Klien hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan.
  • Perdarahan lebih ringan.
  • Tidak menaikkan tekanan darah.
  • Mengurangi nyeri haid.
  • Mengurangi/ memperbaiki anemia.
  • Melindungi terjadinya kanker endometrium.
  • Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara.
  • Melindungi diri dari beberapa penyakit radang panggul
Kekurangan:
  • Timbul beberapa keluhan nyeri kepala, peningkatan/ penurunan berat badan, nyeri payudara, perasaan mual, pusing kepala, perubahan mood atau kegelisahan.
  • Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.
  • Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular Seksual, termasuk HIV/AIDS.
  • Efektifitasnya menurun jika menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat epilepsi.
  • Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 Wanita per tahun).

Jumat, 04 Oktober 2013

Peran Dan Fungsi Bidan






Bidan adalah salah satu petugas kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya. Bidan telah diakui sebagai sebuah profesi dan untuk dapat dikatakan sebagai seseorang yang bekerja profesional, maka bidan harus dapat memahami sejauh mana peran  dan fungsinya sebagai seorang bidan. Bidan dalam menjalankan profesinya mempunyai peran dan fungsi yaitu pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti.
A. Peran Bidan
Peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat.
Peran bidan yang diharapkan adalah:
1. Sebagai pelaksana,
Sebagai pelaksana bidan memiliki tiga kategori tugas yaitu tugas mandiri, tugas kolaborasi dan tugas ketergantungan
a. Tugas MandiriPrimer
Tugas mandiri bidan yaitu tugas yang menjadi tanggung jawab bidan sesuai  kewenangannya, meliputi:
1.       Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan.
2.       Memberi pelayanan dasar pra nikah pada remaja dengan melibatkan mereka sebagai klien
3.       Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal
4.       Memberikan  asuhan  kebidanan kepada klien dalam masa  persalinan  dengan melibatkan klien atau keluarga
5.       Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
6.       Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa nifas dengan  melibatkan klien / keluarga
7.       Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan KB.
8.       Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem  reproduksi dan wanita dalam masa klimakretium dan nifas.
b. Tugas Kolaborasi
Merupakan tugas yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya   dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari proses kegiatan pelayanan kesehatan
1.      Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
2.      Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi
3.      Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
4.      Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan klien dan keluarga
5.      Memberikan asuhan pada BBL dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan meliatkan klien dan keluarga
6.      Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga
c. Tugas Ketergantungan / Merujuk
yaitu tugas yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan rujukan yang
1.      dilakukan oleh bidan ketempat/fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horisintal maupun vertikal atau ke profesi kesehatan lainnya.
2.      Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi  rujukan keterlibatan klien dan keluarga
3.      Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan kegawat daruratan
4.      Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga
5.      Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas dengan penyulit tertentu dengan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga
6.      Memberikan asuhan kebidanan pada BBL dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga
7.      Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan kelainan tertentudan kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan
Langkah yang diperlukan dalam melakukan peran sebagai pelaksana:
  1. Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan klien
  2. Menentukan diagnosa / masalah
  3. Menyusun rencana tindakan  sesuai dengan masalah yang dihadapi
  4. Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah disusun
  5. Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan
  6. Membuat rencana tindak lanjut tindakan
  7. Membuat dokumentasi kegiatan klien dan keluarga
2. Peran sebagai pengelola
Sebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas yaitu tugas pengembangan pelayanan dasar kesehatan dan tugas partisipasi dalam tim
a. Pengembangkan pelayanan dasar kesehatan
Bidan bertugas mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat/ klien meliputi :
1.      Mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan serta mengembangkan program pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat.
2.      Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil kajian bersama masyarakat
3.      Mengelola kegiatan pelayanan kesehatan khususnya KIA/KB sesuai dengan rencana.
4.      Mengkoordinir, mengawasi dan membimbing kader dan dukun atau petugas kesehatan lain dalam melaksanakan program/ kegiatan pelayanan KIA/KB
5.      Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya KIA KB termasuk pemanfaatan sumber yang ada pada program dan sektor terkait.
6.      Menggerakkan dan mengembangkan kemampuan masyarakat serta memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan potensi yang ada
7.      Mempertahankan dan meningkatkan mutu serta keamanan praktik  profesional melalui pendidikan, pelatihan, magang, dan kegiatan dalam kelompok profesi
8.      Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan
b. Berpartisipasi dalam tim
Bidan berpartisi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader, dan tenaga kesehatan lain yang berada di wilayah kerjanya, meliputi :
1.      Bekerjasama dengan Puskesmas, institusi lain sebagai anggota tim dalam memberi asuhan kepada klien bentuk konsultasi, rujukan & tindak lanjut
2.      Membina hubungan baik dengan dukun bayi, kader kesehatan, PLKB dan  masyarakat
3.      Melaksanakan pelatihan serta membimbing dukun bayi, kader dan petugas kesehatan lain
4.      Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi
5.      Membina kegiatan yang ada di masyarakat yang berkaitan dengan  kesehatan
3. Peran sebagai pendidik
Sebagai pendidik bidan mempunyai 2 tugas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan bagi klien serta pelatih dan pembimbing kader
1.      Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu,                        keluarga dan masyarakat tentang penanggulanagan masalah kesehatan                      khususnya KIA/KB
2.      Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan/keperawatan serta                membina dukun di wilayah kerjanya.
Langkah-langkah dalam memberikan pendidikan dan penyuluhan yaitu :
1)      mengkaji kebutuhan akan pendidikan dan penyuluhan kesehatan
2)      menyusun rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk penyuluhan
3)      menyiapkan alat dan bahan pendidikan  dan penyuluhan
4)      melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyuluhan
5)      mengevaluasi hasil pendidikan dan penyuluhan
6)      Menggunakan hasil evaluasi  untuk meningkatkan program bimbingan
7)      mendokumentasikan kegiatan
4. Peran sebagai peneliti
Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun kelompok.
  1. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi/penelitian
  2. Menyusun rencana kerja
  3. Melaksanakan investigasi
  4. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi
  5. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut
  6. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan.








B. Fungsi Bidan
Fungsi adalah kegunaan suatu hal, daya guna, jabatan (pekerjaan) yang dilakukan, kerja bagian tubuh.
Berdasarkan peran Bidan yang dikemukakan diatas, maka fungsi bidan sebagai berikut :
1. Fungsi Pelaksana
Fungsi bidan pelaksana mencakup:
  1. Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga, serta masyarakat (khususnya kaum remaja) pada masa praperkawnan.
  2. Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal, kehamilan dengan kasus patologis tertentu, dan kehamilan dengan risiko tinggi.
  3. Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis tertentu.
  4. Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan risiko tinggi
  5. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
  6. Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui
  7. Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan pcasekolah
  8. Memberi pelayanan keluarga berencanasesuai dengan wewenangnya.
  9. Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus gangguan sistem reproduksi, termasuk wanita pada masa klimakterium internal dan menopause sesuai dengan wewenangnya.
2.  Fungsi Pengelola
Fungsi bidan sebagai pengelola mencakup:
  1. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat.
  2. Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan unit kerjanya.
  3. Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.
  4. Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antarsektor yang terkait dengan pelayanan kebidanan
  5. Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan kebidanan.
3.   Fungsi Pendidik
Fungsi bidan sebagai pendidik mencakup:
  1. Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelompok masyarakat terkait dengan pelayanan kebidanan dalam lingkup kesehatan serta KB
  2. Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesehatan sesuai dengan tanggung jawab bidan.
  3. Memberi bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam kegiatan praktik di klinik dan di masyarakat.
  4. Mendidik peserta didik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan bidang keahliannya.
4.   Fungsi Peneliti
Fungsi bidan sebagai peneliti mencakup:
  1. Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang dilakukan sendiri atau berkelompok dalam lingkup pelayanan kebidanan.
  2. Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan KB
  3. Rumah Bersalin (RB)
    Rumah Bersalin merupakan tempat yang menyelenggarakan pelayanan kebidanan bagi wanita hamil, bersalin dan masa nifas fisiologik termasuk pelayanan keluarga berencana serta perawatan bayi baru lahir. Rumah bersalin mepunyai sifat privat dansemi privat, sebab tidak semua orang dapat keluar masuk di dalam area ini. Sifat privat terdapat pada  bentuk pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan pelayanan kebidanan bagi wanita hamil, persalinan fisiologi, masa nifas,bayi baru lahir dan keluarga berencana (KB).
  4. Peran dan fungsi bidan di Rumah Bersalin
    Peran dan fungsi bidan di RB tidak jauh berbeda dengan peran dan fungsi bidan praktek swasta pada umumnya yaitu.